Minggu, 03 Juni 2012

SELAMATKAN PANTAI SUMATERA BARAT


Pelestarian Bakau

Pohon bakau (MANGROVE) merupakan salah satu pohon yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah pesisir pantai sebagai bahan bangunan, karena bentuknya yang relative lurus, kuat dengan tingkat kekerasan yang tinggidan kembang susutnya yang cukup tinggi pula.
Gambar 1.Bentuk Akar Bakau, sebagai barrier (Foto: Ichsan)
Menurut FAO (1952), difinisi bakau atau mangrove adalah pohon atau semak-semak yang tumbuh di bawah ketinggian air pasang tertinggi. Pohon bakau termasuk varietas yang besar dari famili tumbuhan, yang beradaptasi pada lingkungan tertentu. Tomlinson(1986) mengklasifikasikan jenis bakau menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok mayor, kelompok minor, dam kelompok asosiasi bakau. atau mangrove.
Sebagian besar pohon bakau dapat dijumpai disepanjang pantai terlindung yang berlumpur, bebas dari angin yang kencang dan arus. Bakau juga dapat tumbuh di atas pantai berpasir dan berkarang. Bakau juga dapat tumbuh dengan subur di daerah yang persediaan endapannya baik dan pada air tawar yang berlimpah, hal ini tergantung pada jenis pohon bakau itu sendiri.
Pada dasarnya, pohon memiliki banyak manfaat, sama halnya seperti pohon lain. Pada umumnya, beberapa pohon sering dimanfaatkan pada bagian batangnya atau dengan kata lain kayunya. Namun bakau memiliki manfaat lebih yaitu karena tumbuhnya berada dipesisir pantai, maka bakau dapat mencegah terjadinya abrasi pantai dan pencegah gelombang pasang. Pemanfaatan tehnologi kayu bakau dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti halnya kertas, kayu bulat, furniture, papan dan lain-lain.
Kayu bakau dapat dimanfaatkan secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk memenuhi kebutuhan manusia, penggunaan kayu bakau dapat dijadikan sebagai tiang bangunan dan kayu bakar yang penggunaannya secara langsung. Sedangkan penggunaan secara tidak langsung adalah dengan menjadikan kayu manjadi arang yang dijual atau diekspor dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi. 
Gambar2. Jalan yang rusak akibat abrasi (Foto: Ichsan) 
Kayu bakau memiliki kelebihan utama daripada batu bara, gas dan minyak. Itu karena kayu merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui. Pada hakikatnya, tidak semua jenis bakau baik untuk dijadikan arang, karena disebabkan ada beberapa jenis bakau yang menghasilkan asap yang berlebihan dan ada juga yang kayunya lebih bagus dijadikan feniture daripada hanya sekedar arang yang harganya dibawah harga furniture.
Selain pemanfaatan kayu bakau sebagai bahan bangunan, bahan baku kertas serta sumber energi, bagian dari bakau yaitu kulit, akar, biji, buah, getah, dan daun sangat berpotensi untuk dijadikan tanin, bahan baku obat,sumber makanan dan penghasil madu. 
Tanin merupakan senyawaan fenolik yang terdapat pada pohon yang terkonsentrasi pada kayu teras dan kulit. Tanin dapat diperoleh dengan cara mengekstrak  kulit atau kayu dengan air atau pelarut polar lainnya yaitu bahan penyamak produk kulit, pencelup pakaian, perekat untuk kayu lapis, pengawet alami dan lain-lain. 
Bagi masyarakat pesisir pantai di beberapa daerah di Indonesia, umumnya kayu bakau menjadi sumber penghidupan pesisir pantai utama selain dari hasil ikannya, karena merupakan bahan baku pembuatan arang serta bahan bangunan utama pesisir pantai. Arang kayu bakau mempunyai tingkat panas yang tinggi dibandingkan dengan kayu lainnya. Panas yang tinggi dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan pemanas untuk proses pembuatan baja. Beberapa keistimewaan inilah yang telah mendorong masyarakat pesisir pantai terkadang mengeksploitasi dengan cara menebang pohon bakau tanpa pilih, yang hanya dengan satu alas an yaitu ekonomi semata.
Penebangan areal hutan bakau telah membuat beberapa daerah pesisir pantai Indonesia rusak diterjang ombak juga yang terparah Tsunami. Kerusakan pantai tidak saja berdampak pada alam, tetapi pada tatanan kehidupan biota lainnya ,juga berdampak pada tatanan kehidupan manusia. 
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang juga memiliki pantai. Pada dasarnya, Salah satu pantai didaerah Sumatera Barat yaitu didaerah kawasan Pantai Padang dan Pantai Pariaman merupakan kawasan yang mengkhawatirkan. Hal tersebut dikarenakan, tidak adanya barrier kuat yang mampu menahan ombak besar apalagi Tsunami. Meski pun, penananmannya telah diisuekan beberapa waktu lalu. Hal tersebut tidaklah maksimal sehingga tentunya tidak menghasilkan hasil yang maksimal pula. Hendaknya barrier pantai Sumatera Barat dijadikan persoalan yang serius dalam penangannannya karena ini menyangkut Daratan Sumatera Barat yang tentunya secara Alam akan terus mengalami pengurangan apabila tidak dijaga.
Di beberapa titik kota Padang, upaya penahan ombak laut yang dibuat dengan menggunakan batu-batu besar pemecah ombak tidak efektif dan efesien, dan bukan tidak mungkin luasnya kota Padang akan berkurang atau Padang hanya tinggal nama karena tenggelam oleh gelombang pasang. Dapat diperkirakan, bila didalam 1 tahun air lautakan mengikis 50 cm hingga 100 cm. Bayangkan, berapa pengikisan yang akan terjadi didalam waktu 20 hingga 50 tahun kedepan yang luasnya kota Padang tidak seberapa.
Disamping sebagai barier (panahan) gempuran ombak lautan, pohon bakau juga berfungsi sebagai filter untuk meningkatkan kualitas air laut yang ada di sekeliling pohon sehingga dengan demikian sejumlah hewanlaut dan hewan pantaiakan berkembangbiak dengan baik.
Kawasan hutan bakau menjadikan bahan-bahan organic yang berfungsi sebagai sumber makanan beberapa jenis ikan, udang, kepiting dan hewan-hewan pantai lainnya. Hijaunya hutan bakau ini telah mengundang satwa liar terutama burung yang dating kehutan bakau tersebut. Burung-burung sangat senang berada dikawasan hutan bakau ini, karena merasa aman untuk berkembangbiak, sekaligus tempat pesinggahan bagi burung lain yang lewat diwilayah selatan Sumatera. Jadi dengan demikian hutan bakau merupakan suaka margasatwa.
Keistimewaan lain pada pohon bakau ini ialah kemampuan mengambil unsur-unsur logam berat dari laut yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup di laut dan pantai. Adapun bahan-bahan kimia yang berbahaya diantaranya air raksa, merkurium atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Hidrogium. 
Terkadang tanah dipantai berubah strukturnya, akibat terjadinya abrasi, perembesan air asin, terjadi perubahan ekosistem, hilangnya tempat perkembangbiakan biota laut lainnya, sehingga secara keseluruhan dapat mengganggu system penyanggah kehidupan. Bila ini terjadi di Sumatera barat, maka nilai positiflah yang didapat. 
Jadi ekosistem bakau merupakan unit yang berperan sebagai fungsional dasar dalam ekologi, karena meliputi komunitas biota dan lingkungan abiota, yang masing masing saling mempengaruhi dankedua-duanya penting mempertahankan kehidupan. Demikian pentingnya memelihara dan melestarikan kawasan hutan bakau demi kelangsungan hidupdankehidupan manusia untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. 
Menyadari akan pentingnya hutan bakau sebagai penyanggah dan barier dari air laut khususnya di Pantai Padang Sumatera barat, perlu diupayakan penanaman kembali pohon bakau di sepanjang jalur pesisir Sumatera Barat untuk mencegah abrasi dimasa yang akan dating apalagi dengan issue tsunami yang kian menghangat. Sebagai Masyarakat yang sadar yang tinggal didaerah dekat pantai, kesadaran untuk menanam pohon bakau perlu ditanam didalam diri generasi muda dan menerapkan dalam kehidupan nyata dan keseluruhan itu mestilah mendapat dukungan Pemerintah Provinsi khususnya. 
Memang sulit mengubah kebiasaan dan pola piker masyarakat untuk menjaga pantai dengan Alamnya. Namun perlu diketahui, lebih sulit tidak berubah dan itu akan dirasakan dikemudian. Mulailah kita memberikan contoh kepada generasi muda melestrikan dan menanam pohon bakau untuk menyelamatkan Pantai Sumatera Barat.


Penulis
Nama: Ichsan S.Sn asal NAD
Alamat Payakumbuh
Staf Pengajar - SMP IT Insan Cendikia Boarding School
Mantan Ketua Umum HMI Padangpanjang 2009-2010
Mantan Pengurus PB HMI 2010-2012